AKUNTANSI
INTERNASIONAL
Disusun oleh :
1. Abdurrahman
Sutrisno ( 20211039 )
2. Cahyanie
Nurul A ( 21211572 )
3. St
Wahyuni (
26211886 )
4. Tri
Utami Ningsih ( 27211174
)
5. Yudha
Sunastantio ( 27211611 )
BAB 1 Pendahuluan
BAB 2 Perkembangan dan Klasifikasi
BAB 3 Akuntansi Komparatif : Amerika dan Asia
BAB 4 Akuntansi Komparatif : Amerika dan Asia
BAB 5 Pelaporan dan Perlengkapan
BAB 6 Translasi Mata Uang Asing
BAB
I
PENDAHULUAN
Sudut
pandang sejarah
1. Double entry
bookkeeping (lucapacioli) Italia àInggris (selanjutnya ke persemakmuran Inggris
termasuk AS)
2. Model
Akuntansi Belanda àdiimpor ke Indonesia
3. Perkembangan
Akuntansi didukung oleh adanya pendidikan (munculnya sekolah bisnis)
Seiring dengan kekuatan ekonomi Amerika Serikat yang
tumbuh selama paruh pertama abad ke-20, kerumitan masalah-masalah akuntansi
muncul secara bersamaan pula. Sekolah-sekolah bisnis membantu perkembangan
tersebut dengan meneruskan bidang-bidang masalah dan pada akhirnya mengakuinya
sebagai suatu disiplin ilmu akademik sendiri pada berbagai sekolah tinggi dan
universitas. Setelah Perang Dunia II, pengaruh akuntansi semakin terasa dengan
sendirinya pada Dunia Barat, khususnya di Jerman dan Jepang. Pada tingkatan
yang agak kurang, faktor yang sama juga dapat dilihat secara langsung di
Negara-negara seperti Brasil, Israel, Meksiko, Philipina, Swedia dan Taiwan.
Sudut
pandang kontemporer
1. Adanya uasaha
mengurangi perbedaan akuntansi internasional
2. Pengendalian
Modal
3. Valuta Asing
4. Investasi
asing langsung
5. Liberalisasi
transaksi
6. Privatisasi
perusahaan pemerintah
7. Kemajuan dalam
teknologi informasi
Apabila usaha-usaha mengurangi perbedaan akuntansi
internasional merupakan sesuatu yang penting di satu sisi, sekarang ini
terdapat sejumlah faktor tambahan yang turut menambah pentingnya mempelajari
akuntansi internasional. Faktor-faktor ini tumbuh dari pengurangan yang
signifikan dan terus-menerus hambatan perdagangan dan pengendalian modal secara
nasional yang terjadi bersamaan dengan kemajuan dalam teknologi informasi. Pengendalian
nasional terhadap arus modal, valuta asing, investasi asing langsung, dan
transaksi terkait telah diliberalisasikan secara dramatis dalam beberapa tahun
terakhir, sehingga mengurangi hambatan-hambatan terhadap bisnis internasional.
BAB
II
PPERKEMBANGAN
& KLASIFIKASI
Perkembangan
Faktor yang
mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional, yaitu:
1. Sumber Pendanaan.
Dalam sistem berbasis kredit dimana bank merupakan sumber utama pendanaan,
akuntansi memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran
akuntansi yang konservatif.
2. Sistem Hukum. Sistem
hukum menentukan bagaimana individu dan lembaga berinteraksi.
3. Perpajakan. Di
kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar akuntansi
karena perusahaan harus mencatatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk
mengkalimnya untuk keperluan pajak.
4. Ikatan Politik dan
Ekonomi. Ide dan teknologi akuntansi dialihkan melalui penaklukan, perdagangan
dan kekuatan sejenis. Sistem Pencatatan Berpasangan yang berawal di Italia pada
tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luas di Eropa bersamaan dengan
gagasan-gagasan pembaruan lainnya.
5. Inflasi. Inflasi
menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi
kecenderungan suatu Negara untuk menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun
perusahaan.
6. Tingkat Perkembangan
Ekonomi. Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam
suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Pada gilirannya,
jenis transaksi menentukan masalah akuntansi yang dihadapi.
7. Tingkat Pendidikan.
Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika
disalahartikan dan disalahgunakan
8. Budaya. Empat
dimensi budaya nasional, menurut Hofstede : individualisme, jarak kekuasaan,
penghindaran ketidakpastian, maskulinitas.
Klasifikasi
akuntansi internasional
Klasifikasi akuntansi
internasional dapat dilakukan dalam dua cara: dengan pertimbangan dan secara
empiris. Klasifikasi secara empiris
menggunakan metode statistik untuk mengumpulkan basis data prinsip dan praktik
akuntansi seluruh dunia.
Ada empat pendekatan
terhadap perkembangan akuntansi, yaitu :
1. Berdasarkan
pendekatan Makroekonomi
2. Berdasarkan
pendekatan Mikroekonomi
3. Berdasarkan
pendekatan Independent
4. Berdasarkan
pendekatan yang Seragam
Sitem hukum: akuntansi hukum umum dengan hukum kode
1. Akuntansi dalam
negara-negara hukum umum memiliki karakter berorientasi terhadap penyajian
wajar, transparansi dan pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi
keuangan dan pajak.
2. Akuntansi dalam
negara-negara hukum kode memiliki karakteristik berorientasi legalistik, tidak
membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara akuntansi
keuangan dan pajak.
Sistem praktik: penyajian wajar versus kepatuhan hukum
menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi seperti
:
1.
Depresiasi
2.
Sewa guna
3.
Pensiun
BAB
III
AKUNTANSI
KOMPARATIF I
Standar akuntansi adalah regulasi
atau aturan ( termasuk pula hukum dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan
laporan Negara. Penetapan standar adalah perumusan atau formulasi standar
akuntansi. Namun dalam pratik sebenarnya mungkin berbeda dari yang ditentukan
oleh standar. Empat alasan perbedaan dalam pratik sebenarnya
1.
Dikebanyakan Negara hukuman atas
ketidakpatuhan dengan ketentuan akuntansi resmi cenderung lemah dan tidak
efektif
2.
Secara sukarela perusahaan boleh
melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan
3.
Beberapa Negara memperbolehkan perusahaan
untuk mengabaikan standar akuntasi dengan melakukannya operasi dan posisi
keuangan perusahaan akan tersajikan secara lebih baik hasil
4.
Di beberapa Negara standar akuntansi
hanya berlaku untuk laporan keuangan perusahaan secara tersendiri
Empat
sistem akuntansi suatu Negara
1. PRANCIS
Akuntansi
di Prancis sangat terkait dengan kode etik sehingga sangat mungkin untuk
melewatkan kenyataan bahwa legislasi hukum komersial ( yaitu code de commerce )
dan hokum pajak sebenarnya menentukan banyak praktik akuntasi dan pelaporan
keuangan diprancis. Code de Commerce berwal ordinasi Coulbert ( menteri
keuangan pada era Louis XIV pada tahun 1673 dan 1681 dan diberlakukan oleh
Napoleon pada tahun 1807 sebagai bagian dari system hokum yang diciptakannya.
Hokum pajak penghasilan pertama disetujui pada tahun 1914. Dasar utama aturan akuntansi di prancis
adalah hokum akuntansi 1983 dan dekrit akuntansi 1983, yang membuat plan
comptable general wajib digunakan oleh seluruh perusahaan. Kedua dokumen
tersebut menjadi bagian dari code de
commerce
Pelaporan
keuangan
Perusahaan Prancis
harus melaporkan berikut ini :
1.
Neraca
2.
Laporan laba rugi
3.
Catatan atas laporan keuangan
4.
Laporan direktur
5.
Laporan auditor
2. JERMAN
Lingkungan akuntansi di Jerman
mengalami perubahan terus menerus dan hasilnya luar biasa sejak berkahirnya
perang Duni II. Dalam suatu peristiwa yang besar, hokum perusahaan tahun 1965
mengubah system pelaporan keuangan Jerman dengan mengarah pada ide ide
Inggris-Amerika ( tetapi hanya berlaku bagi perusahaan besar ). Pada awal tahun
1970-an Uni Eropa ( UE ) mulai mengeluarkan direktif harmonisasi yang harus
diadopsi oleh Negara Negara anggotanya kedalam hukum nasional.
Pelaporan
Keuangan
Undang undang akuntansi tahung 1985
secara khusus menetukan isi dan bentuk laporan keuangan, yang meliputi :
a.
Neraca
b.
Laporan laba rugi
c.
Catatan atas laporan keuangan
d.
Laporan manajemen
e.
Laporan auditor
3. BELANDA
Belanda merupakan salah satu
pendukung pertama atas standar akuntansi internasional untuk akuntansi dan
pelaporan keuangan, dan pernyataan IASB menerima perhatian besar dalam
menentukan praktik yang dapat diterima. Di Belanda akuntansi dianggap sebagai
cabang dari ekonomi usaha. Akibatnya, banyak pemikiran ekonomi yang dicurahkan
terhadap topik topik akuntansi dan khususnya terhadap pengukuran akuntansi.
Laporan
keuangan
Laporan keuangan di
Belanda harus memuat hal hal berikut :
- Neraca
- Laporan laba rugi
- Catatan catatan
- Laporan direksi
- Informasi lain yang direkomendasikan
Perusahaan perusahaan Belanda
diperbolehkan untuk menyusun laporan keuangan menggunakan IFRS atau GAAP AS selain
standar akuntansi Belanda
4. INGGRIS
Akuntasi di inggris berkembang
sebagai cabang ilmu yang independen dan sevara pragmatis menyikapi kebutuhan
dan praktik usaha. Inggris merupakan Negara pertama didunia yang mengembangkan
profesi akuntansi yang kita kenal sekarang. Masyarakat akuntansi pertama yang
diakui adalah masyarakt akuntansi di Edinburgh, yang disahkan oleh akta kerjaan
pada tahun 1854. Masyarakat yang serupa secara resmi diakui di Glasgow pada
tahun 1855 dan di Aberdeen pada tahun 1867. Akuntansi profesiona bermula pada
masyarakat professional ini.
Pelaporan
keuangan
Pelaporan keuangan di inggris termasuk yang
paling komprehensif didunia. Laporan keuangan umumnya mencakup :
a.
Laporan direksi
b.
Laporan laba dan rugi dan neraca
c.
Laporan arus kas
d.
Laporan total keuntungan dan kerugian
yang diakui
e.
Laporan kebijakan akuntansi
f.
Catatan atas referensi dalam laporan keuangan
g.
Laporan auditor
BAB
IV
AKUNTANSI
KOMPARATIF II
Empat
sistem akuntansi suatu Negara
1.
AMERIKA SERIKAT
Sistem akuntansi di Ameriak Serikat bersifat Common
Law dan diatur oleh sektor khusus Dewan Standart Akuntansi Keuangan (Financial Accounting
Standard Board- FASB), namun untuk kewenangannnya dibawah SEC ( Securities and
Exchange Commisson). Yaitu, SEC memiliki kewenangan penuh untuk menjelaskan
standart akuntansi dan laporan perusahaan publik akan tetapi bergantung pada
sektor swsta dalam penerapan standardisasi tersebut. FASB dibentuk pada tahun 1973 dan pada
Desember 2006 telah mengeluarkan Laporan Standart Akuntansi Keuangan 158 ( 158
Statement of Financial Accounting Standards-SFASs) dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang berguna
untuk para investor baik yang telah maupun yang berpotensi menjadi investor,
kreditor, dan lainnya yang memutuskan untuk mengembil kredit, investasi dsb.
Laporan Keuangan
Laporan
Keuangan di Amerika Serikat meliputi:
1. Laporan Manajemen
2. Laporan auditor independen
3. Laporan Keuangan Primer
4. Diskusi manajemen dan analisa hasil
operasional dan kondisi keuangan
5. Penjelasan mengenai kebijakan akuntansi
6. Catatan atas laporan keuangan
7. Perbandingan data keuangan selama 5 atau 10
tahun
8. Data triwulan terpilih
2.
MESIKO
Sistem akuntansi negara Meksiko
adalah Code Law, dan standardisasi akuntansinya dikeluarkan oleh Council for
Research and Development of Financial
Information Standards (Consejo Mexicano Para La
Investigacion y Dessarollo de Normas de Informacion Financiera - CINIF). Untuk standardsasi
proses audit dikeluarkan oleh Mexican Institute of Public Accountants
(Instituto Mexicano de Contadores Publicos) melalui Auditing standards and
Procedures Commision. Sistem akuntansi di Meksiko menggunakan pendekatan sistem
Inggris-Amerika atau Anglo-Saxon, daripada pendekatan Eropa Kontinental.
Prinsip akuntansi di Meksiko tidak membedakan antara perusahaan besar dan kecil serta dapat diaplikasikan ke semua
bidang bisnis.
Laporan Keuangan
Laporan
keuangan di Meksiko harus disesuaikan dengan tingkat inflasi yang terjadi, dan
harus meliputi:
1. Neraca
2. laporan Laba-Rugi
3. Laporan perubahan ekuitas pemegang saham
4. Laporan perubahan posisi keuangan
5. Catatan, merupakan bagian yang melengkapi
laporan perubahan posisi keuangan
3.
JEPANG
Pembukuan
dan laporan keuangan di Jepang menggambarkan adanya percampuran dari pengaruh
domestik dan internasional. Untuk memahami sistem pembukuan Jepang, kita harus
memahami budaya, praktik bisnis dan sejarah Jepang. Perusahaan Jepang memiliki
ketertarikan ekuitas tersendiri, dan sering kali bergabung dengan firma milik
pribadi yang lain. Keterhubungan daerah investasi industri konglomerat raksasa ini disebut keiretsu.
Laporan Keuangan
Perusahaan
yang bergabung di bawah undang-undang perusahaan dibutuhkan untuk mempersiapkan
laporan yang berwenang untul disetujui pada saat rapat pemegang saham, yang
isinya antara lain:
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan atas perubahan ekuitas pemegang
saham
4. Laporan bisnis
5. Jadwal terkait
4.
CINA
• Pada akhir tahun 1970-an, pemimpin Cina
mulai menggerakkan ekonomi dari program terpusat gaya Soviet menuju sistem yang
lebih berorientasi pasar namun masih dalam kendali partai komunis.
• Ekonomi Cina saat ini digambarkan sebagao
ekonomi hibrid, di mana negara mengontrol komoditas dan industri strategis,
sementara industri lainnya, seperti perdagangan dan sektor swasta, ditumbuhkan
dengan sistem berorientasi pasar.
• Melihat perkembangan sistem ekonomi yang
ada di Cina, maka sistem dan aturan akuntansi di Cina juga berubah seiring
adanya reformasi ekonomi yang terjadi.
Pelaporan Keuangan
• Periode pembukuan diminta sesuai dengan
kalender tahunan.
• Laporan Keuangan terdiri atas:
a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Laporan arus kas
d. Laporan perubahan ekuitas
e. Catatan
5.
INDIA
a.
Akuntansi dipengaruhi oleh bangsa inggris
b.
Departemen Urusan Perusahaan pada tahun 1956 memperbaharui Akta Perusahaan yang
berisikan Kitab Akuntansi.
Menurut
Akta tersebut, Kitab Akuntansi :
Harus memberikan sudut pandang yang
adil dan sebenarnya menyangkut status urusan perusahaan
Harus tetap pada basis akrual sesuai
dengan system akuntansi pencatatan ganda
Lembaga yang bertanggungjawab atas
izin profesi Akuntansi, pengembangan standart dan proses audit adalah The
Institute of Chartered Accountant of India. Institute tersebut berencana untuk
mengadopsi IFRS secara penuh tanpa modifikasi
d. Standar Akuntansi India atau Indian
Accounting Standards (AS) diterbitkan oleh Dewan Akuntansi Standar (Accounting
Standards Board), Standart Asuransi dan Auditing atau (Auditing Assurance
Standards) diterbitkan oleh Dewan Audit dan Asuransi Standar
e. Pengawasan terhadap pasar modal ada pada
Securities and Exchange Board of India (SEBI)
Pelaporan Keuangan
1. Neraca dua tahun
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Kebijakan Akuntansi dan Catatan
BAB
V
PELAPORAN
DAN PENGUNGKAPAN
Perkembangan
pengungkapan
Standard dan praktik pengungkapan
dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, undang-undang, berhubungan dengan
politik dan ekonomi, tingkat perkembangan ekonomi, pendidikan, budaya, dan
faktor-faktor lainnya. Di
amerika Serikat, Inggris Raya dan Anglo-Amerika lainnya, ekuitas pasar palong
berjasa dalam menyediakan keuangan bagi perusahaan dan menjadi sangat maju,
Sedangkan, Di negara-negara seperti Perancis, Jerman, Jepang dan berbagai negara
dengan pasar yang baru muncul, pemegang saham tetap berkonsentrasi dan bank
secara tradisional telah menjadi sumber keuangan utama perusahaan.
Pengungkapan sukarela
Manajer harus memiliki insiatif
untuk mengungkap informasi mengenai performa perusahaan secara sukarela.
Keuntungan dari pengungkapan tersebut mungkin menyangkut biaya transaksi yang
lebih rendah dalam perdagangan sekuritas perusahaan, bunga yang lebih tinggi
dari analis keuangan dan investor, meningkatkan likuiditas saham dan biaya modal
yang lebih rendah. Laporan yang diungkapkan meliputi tuntunan bagaimana
perusahaan bisa menggambarkan dan menjelaskan investasi potensial mereka kepada
investor.
Kebutuhan pengaturan
pengungkapan
Frost dan Lang membahas dua objek
investor berorientasi pasar, yaitu:
1) Proteksi Investor
Investor
dijamin dengan informasi dan dilindungi dengan pelaksanaan dan pengawasan
peraturan pasar.
2) Kualitas Pasar
Pasar
adalah adil, tersusun, efisien, dan bebas dari penyalahgunaan dan perbuatan
jahat.
Frost
dan Lang juga mengulas empat prinsip pada investor yang berorientasi pasar yang
harus dijalankan, yaitu:
1) Keefektifan biaya.
2) Fleksibilitas dan kebebasan pasar.
3) Laporan keuangan transparan dan
pengungkapan menyeluruh.
4) Perlakuan setara perusahaan domestic dan
asing.
Pembahasan laporan
keuangan sec amerika serikat
SEC secara umum mewajibkan pendaftar
asing untuk melengkapi informasi keuangan yang pada hakikatnya sama dengan yang
dibutuhkan perusahaan domestic. Syarat laporan SEC secara umum konsisten dengan
sasaran proteksi investor dan kualitas pasar. Akan tetapi, kebutuhan laporan
yang kuat mungkin merahin tujuan proteksi investor pada kesempatan mengurangi
biaya investasi modal atau mengesankan biaya transaksi tinggi dalam
berinvestasi.
Praktik
pelaporan dan pengungkapan
1.
Pengungkapan informasi progresif
Pengungkapan
informasi progresif adalah pertimbangan tinggi yang relevan di dalam kesetaraan
pasar dunia.
2.
Pengungkapan segmen
Pengungkapan
segmen lebih membantu pengguna laporan keuangan untuk memahami bagaimana
bagian-bagian perusahaan menata semuanya, baik secara usaha reveal ataupun
letak geografis.
3.
Pelaporan pertanggungjawaban sosial
Laporan
pertanggungjawaban sosial mengacu pada pengukuran dan komunikasi informasi
tentang pengaruh perusahaan terhadap kemakmuran pegawai, komunitas sosial dan
lingkungan.
Pengungkapan khusus
bagi pengguna laporan keuangan non-domestik dan prinsip akuntansi yang
digunakan
Pengungkapan
meliputi:
1) “laporan
ulang yang mudah” tentang informasi keuangan ke dalam mata uang asing.
2) pembahasan
perbedaan antara prinsip akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan utama
dan beberapa ketetapan prinsip akuntansi lainnya.
3) posisi
dan laporan keuangan ulang terbatas di ketetapan standar akuntansi yang kedua.
4) sebuah
laporan keuangan lengkap disiapkan yang berhubungan dengan ketetapan prinsip
akuntansi kedua.
Pengungkapan
pengelolaan perusahaan
Pengelolaan perusahaan berhubungan
dengan sarana internal di mana perusahaan dijalankan atau dikendalikan-tanggungjawab,
akuntabilitas, hubungan di antara pemegang saham, anggota direksi, dan manajer
yang disusun supaya mencapai pemegang saham, anggota direksi dan manajer yang
disusun dupaya mencapai sasaran perusahaan Empat komponen dari rancangan kerja
menurut Dallas, yaitu:
1) Infrastruktur pasar
·
pola kepemilikan
·
tingkatan di mana perusahaan terdaftar
secara umum
·
hak-hak kepemilikan
·
pasar untuk kendali korporasi
·
struktur dewan
2) Lingkungan hokum
·
jenis system hokum
·
hak-hak pemegang saham/penyokong dana
·
ketetapan perusahaan/sekuritas
3) Lingkungan peraturan
·
dewan pengatur dan bidangnya
·
celah/kelengkapan pengaturan
·
persyaratan informasi dan waktu
·
efektivitas pelaksanaan
4) Infrastruktur informasi
·
standar akuntansi
·
standar audit
·
struktur akuntansi/profesi audit
BAB
6
TRANSLASI
MATA UANG ASING
Terdapat tiga alasan tambahan dalam translasi mata uang
asing : mencatat transaksi mata uang asing, mempehitungkan efeknya perusahaan
terhadap translasi mata uang`, dan berkomunikasi dengan peminat saham asing.
Akhirnya kenaikan jumlah investasi internasional meningkatkan kebutuhan untuk
menyampaikan informasi pembukuan perusahaan yang berdomisili pada satu negara
kepada para investor di negara lainnya. Translasi mata uang asing merupakan translasi
sederhana dalam ekspresi moneter, seperti saat neraca menggunakan poundsterling
Inggris kemudian disajikan ulang dalam padanannya dolar AS. Mata uang pada
perdagangan negara-negara utama dibeli atau dijual pada pasar global. Peserta
pasar termasuk bank dan perantara keuangan lainnya, perusahaan bisnis,
individu, dan pedagang internasional dihubungkan oleh jaringan komunikasi
modern.
Efek
laporan keuangan terhadap kurs alternatif translasi Mata uang asing
Tiga kurs translasi dibawah ini
dapat digunakan untuk mentranskasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang
domestik. Pertama, kurs saat ini, adalah kurs yang berlaku pada tanggal laporan
keuangan. Kedua, adalah kurs historis, yang merupakan translasi mata uang yang
berlaku saat aset dengan mata uang asing pertama kali didapatkan atau asaat
kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul. yang terakhir, kurs
rata-rata, yaitu nilai rat-rata biasa atau dengan pembobotan naik pada kurs
historis atau saat itu. Kurs historis pada umumnya menjaga padanannya biaya
awal item mata uang asing dalam laporan keuangan domestik.
Transaksi
Mata Uang Asing
FAS No. 52 keputusan
pihak yang berwenang AS pada akuntansi untuk mata uang asing, mengamanatkan
persyaratan untuk transaksi mata uang asing
1. Pada tanggal
transaksi diakui, setiap aset, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau
kerugian yang muncul harus dihitung dan dicatat dalam mata uang fungsional
dalam catatan secara keseluruhan dengan pengaruh nilai tukar pada saat itu.
2. Pada setiap tanggal
neraca, neraca tercatat yang menggunakan mata uang selain mata uang fungsional
ik pada pencatatan harus disesuaikan untuk menggambarkan nilai tuka saat itu.
Terdapat dua cara untuk
melakukan pembukuan bagi keuntungan dan kerugian transaksi
1. Perspektif Transaksi
Tunggal
2. Perspektif Ganda
Translasi
mata uang asing
Perusahaan yang beroperasi secara
internasioanal menggunakan berbagai metode untuk menunjukkan aset, utang, pendapatan, dan
beban dalam mata uang domestik yang
dinyatakan dalam mata
uang asing. Metode mata uang asing, seperti
1. Metode Nilai Tukar
tunggal
2. Metode Nilai Tukar
Ganda
Metode nilai tukar
ganda mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses translasi
mata uang asingnya :
a. Metode
Current-Noncurrent
b. Metode
Moneter-Nonmoneter
c. Metode Kurs
Sementara
Keuntungan
dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing
Secara internasional,
perlakuan akuntansi terhadap penyesuaian tersebut sama banyaknya dengan
prosedur translasi mata uang asing.Pendekatan akuntansi untuk penyesuaian
translasi mta uang asing mulai dari penangguhan hingga tidak ada penangguan
dengan pendekatan hybrid pada keduanya
a. Penangguhan
b.Penangguhan dan
Amortisasi
c. Penangguhan sebagian
d. Tidak ada
penangguhan
Pengembangan
akuntansi translasi mata uang asing
- Pra-1965
Sebelum 1965 praktik
translasi mata uang asing pada banyak perusahaan AS dipandu oleh Bab 12
Accounting Research Bulletin No.43. Pernyataan tersebut mengadvokasi metode
current-noncurrent. Keuntungan dan kerugian transaksi ditambahkan secara
langsung terhadap pendapatan. Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing
dimasukkan ke dalam keuntungan selama periode yang ada. Kerugiannya diakui
dalam pendapatan lancar.
- 1965-1975
ARB No.43 memperoleh
beberapa pengecualian khusus dalam metode current-noncurrent. Dalam keadaan
khusus persediaan dapat ditranslasikan dengan kurs historis. Lebih jauh,
translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing
pada kurs saat ini tersebut diperbolehkan setelah accounting principles board
opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perusahaan tersebut memberikan
pilihan translasi mata uang asing lain bagi perusahaan dalam ARB No.43
- 1975-1981
Untuk mengakhiri
perbedaan metode pada standar translasi mata uang asing sebelumnya, Financial
acccounting Standards board (FASB) mengeluarkan FAS No.8 pada tahun 1975.
Pernyataan ini secara segnifikan mengubah praktik perusahaan asing AS dalam
memasukkan GAAP AS dengan menerima metode translasi mata uang asing kurs
sementaraFAS No. 8 ternyata kontroversial. Sementara beberapa menghargai usulan
yang teoritis, banyak yang tidak menyetujui atas ditorsi yang ditimbulkan dalam
pendapatan perusahaan.
- 1981-sekarang
Pada bulan mei 1978,
FASB mengundang komentar masyarakat tentang 12 keputusan pertamanya. FASB
mempertimbangkan FAS No.8 dan setelah beragam public meeting dan dua penjelasan
berkas, akhirnya mengeluarkan statement of Financial Accounting Standards No.52
pada tahun 1981.
Gambaran
standard no.52/standar akuntansi internasional
Tujuan translasi mata uang asing dalam FAS
No.8 berbeda secara substansi dari FAS
No.52 FAS No.8, mengadopsi perspektif induk perusahaan dengan memberi
syarat bahwa laporan keuangan mata uang asing dipresentasikan jika seluruh
transasi mengikuti mata uang yang digunakan induk perusahaan. Lebih jauh, mata
uang fungsional menunjukkan pilihan metode translasi mata uang asing yang
digunakan untuk tujuan usaha gabungan dan disposisi keuntungan dan kerugian
nilai tukar.
Translasi
Saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional
Jika mata uang
fungsional dalah mata uang asing yang tercatat dan dimasukkan, maka laporan
keuangannya ditraslasikan ke dalam dolar menggunakan metode kurs saat ini.
Hasil keuntungan dan kerugian traslasi mata uang asing diungkapkan dalam
komponen yang terpisah dalam ekuitas gabungan.Hal tersebut menjaga rasio
laporan keuangan karena dikalkulasikan dari pernyataan mata uang lokal.
Translasi
saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
Saat mata uang induk
perusahaan adalah mata uang fungsional asing gabungan, laporan keuangan mata
uang asing tersebut akan dihitung terhadap dolar menggunakan metode kurs
sementara. Seluruh keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing muncul
dari proses translasi mata uang asing dimasukkan dalam perhitungan
current-periode income
Translasi
saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional
Usaha gabungan asing
mungkin akan tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata uang asing saat mata
uang fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi ini, laporan
keuangan akan dihitung ulang dari mata uang lokal ke dalam mata uang fungsional
(metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan kurs
saat ini.
Permasalahan
perhitungan
Para pengguna akun gabungan harus
mengerti beberapa permasalahan jika mereka ingin menginterpretasikan dengan
tepat efek keuangan akibat translasi mata uang asing. Beberapa permasalahan
tersebut adalah
a. Perspektif Laporan
b. Apa yang terjadi
dengan Harga Perolehan
c. Konsep Pendapatan
d. Laba Terkelola
STANDAR
AKUNTANSI UNTUK AKUNTANSI KEUANGAN YANG BERLAKU
DI
INDONESIA
Pada saat ini di
Indonesia berlaku 3 standar akunatnsi untuk akuntansi keuangan.
- Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) untuk entitas berakuntabilitas public secara
signifikan
- Standar
Akuntansi Keuangan Khusus untuk entitas tanpa akuntablitas public (ETAP)
- Standar
AKuntansi Syariah khusus untuk entitas dan transaksi syariah
SAK umum dan SAk ETAP diterbitkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), sedangkan Standar Akuntansi Syariah
diterbitkan oleh DSAK syariah. Kedua dewan tersebut berada dibawah naungan IAI.
Standar
Akuntansi Keuangan Untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ( ETAP)
Sejak 1991 ketika diadakan seminar nasional prinsip
akuntansi Indonesia, IAI telah memikirkan apakah perlu dibuatkan dua perangkat
standar akuntansi keuangan. Satu perangkat berlaku bagi perusahaan berskala
besar dan menyangkut kepentingan public, dan perangkat lain adalah untuk
perusahaan berskala kecil dan menengah ( UKM ). Pada waktu itu keputusannya
adalah lebih baik memusatkan waktu, tenaga, dan dana yang serba terbatas untuk
merampungkan satu perangkat standar akuntansi, yaitu mengubah PAI menjadi SAK.
Tapi perkembangan terakhir dengan makin giatnya dilakukan konvergensi IFRS,
menjadi sulit bagi UKm untuk menyusun laporan keuangannya berdasarkan SAK yang
berkembang makin kompleks dan komprehensif, padahal banyak SAK yang tidak
relevan bagi entitas yang tidak mengemban akuntanbilitas public. Maka dalam
kongres X IAI telah diputuskan untuk membentuk KOMITE STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN ETAP dibawah koordinasi DSAK pada tahun 2009 telah berhasil disusun
SAK entitas tanpa akuntabilitas public (ETAP), yang berlaku efektif 1 januari
2011 (penerapan dini diperbolehkan per 1 januari 2010).
Standar
Akuntansi Syariah
Sehubungan
perkembangan transaksi dan entitas syariah yang pesat, dirasakan perlu menyusun
sepernagkat standar akuntansi syariah. Dewan standar akuntansi ekuangan IAI
atas persetujuan Badan pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
telah menyusun secara khusus Kerangka Dasar Penyusunan dan penyajian Laporan
Keuangan Syariah. Kini telah disusun seprangkat Standar AKuntansi Syariah.
Sejak tahun 2009, Dewan Pimpinan Nasional IAI membentuk Dewan Standar Akuntansi
SYariah yang terpisah dari Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
PERBANDINGAN
ANTARA IFRS DENGAN PSAK
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) merupakan
seperangkat standar yang disebarluaskan oleh Dewan Standar Akuntansi
Internasional (IASB), yaitu suatu badan penentu standar internasional di
London. Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) menekankan pada
pengembangan standar yang didasarkan pada prinsip – prinsip yang baik, jelas
dinyatakan, dari mana interpretasi diperlukan (kadang – kadang merujuk pada prinsip
berbasis standar). Hal ini kontras dengan seperangkat standar seperti prinsip
akuntansi yang diterima (GAAP) di Amerika Serikat, standar akuntansi nesional
Amerika Serikat, berisikan pedoman yang lebih menekankan pada penerapan.
Standar tersebut kadang – kadang merujuk pada aturan berbasis standar, tetapi
benar – benar sebagai standar Amerika Serikat yang juga didasarkan pada prinsip
– prinsip yang hanya berisi pedoman (standar) yang lebih menekankan penerapan.
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) biasanya tidak memberikan lini
yang jelas, bilamana membedakan di antara kondisi di mana ketentuan akuntansi
yang berbeda ditetapkan. Hal ini mengurangi kesempatan untuk menstrukturkan
transaksi, guna mencapai dampak akuntansi tertentu.
Menurut salah satu mushab pemikir, karena Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) merupakan prinsip berbasis standar,
maka pendekatan standar pelaporan keuangan internasional (IFRS) lebih
memfokuskan pada bisnis atau bertujuan ekonomi dari suatu transaksi dan hak –
hak dan liabilitas yang mendasari, selain memberikan aturan (pedoman). Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) memberikan pedoman dalam bentuk prinsip
– prinsip.
Indonesia, sebagai suatu negara berkembang pun tidak
ketinggalan dalam mengadopsi IFRS. Adopsi PSAK ke IFRS pun semakin menggaung
ketika IAI mencanangkan konvergensi penuh IFRS ke PSAK pada tahun 2012.
Diharapkan, dengan adanya konvergensi ini dapat memudahan pemahaman terhadap
laporan keuangan yang dikenal secara internasional serta dapat meningkatkan arus
investasi
Proses konvergensi IFRS
di Indonesia terbagi atas tiga tahap, yaitu:
1. Tahap adopsi (Tahun
2008-2010)
2. Tahap persiapan
(Tahun 2011)
3. Tahap implementasi
(2012)
Dalam tahap konvergensi
ini terdapat beberapa kendala yang dihadapi seperti ketidakstabilan nilai
rupiah, landasan hukum yang berbeda, profesi penunjang lain yang belum
berkembang detaraf internasional dan
frekuensi perubahan IFRS.
Pendahuluan dan Kerangka Dasar (IAS 1; PSAK 1)
No.
|
Perbedaan
|
IFRS
|
PSAK
|
Efek Konvergensi
|
1
|
Cangkupan pengaturan
|
Desain IFRS diperuntukan untuk entitas yang bersifat
profit oriented dan SME (Small Medium Enterprise). IFRS belum mengatur
standar akuntansi untuk perusahaan berbasis syariah.
|
SAK diperuntukan untuk Entitas yang bersifat profit-oriented,
Nirlaba, UKM, dan perusahaan berbasis syariah.
|
Akan ada penerapan standar yang bersifat setengah-setengah
terhadap perusahaan yang berbasis syariah
|
2
|
Kerangka Dasar
|
Menungkinkan penilaian aktiva tetap berwujud dan tidak
berwujud menggunakan nilai wajar. Laporan keuangan disajikan dengan basis
true and fair (IFRS Framework par 46)
|
Sama seperti IFRS, PSAK memberikan alternative penggunaan
nilai wajar untuk menilai kembali aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud.
Laporan keuangan disajikan dengan basis “fairly stated” (kerangka
dasar par 46)
|
|
3
|
Pernyataan kepatuhan akan standar
|
Entitas harus membuat pernytaan eksplisit tentang
kepatuhan akan standar IFRS
|
Entitas tidak harus membuat pernyataan kepatuhan akan SAK
|
Harus dibuat pernyataan eksplisit akan kepatuhan pada PSAK
di CALK
|
4
|
Prinsip Keteapan Waktu (Timeliness)
|
Tidak diatur secara khusus kapan entitas menyajikan
laporan keuangan
|
Dianjurkan agar entitas menyajikan laporan keuangan paling
lama 4 bulan setelah tanggal neraca
|
Perlunya penyusuaian aturan terkait dengan kewajiban
entitas untuk memenuhi kewajiban perpajakan dalam menyampaikan SPT Tahunan
paling lambat tanggal 31 maret untuk WP Orang Pribadi dan 30 April untuk WP
Badan
|
5
|
Basis Standar
|
Menganut standar akuntansi berbasis prinsip untuk
meningkatkan transparansi, akuntabiliotas, dan keterbantingan laporan
keuangan antar entitas secara global.
|
Menganut standar akuntansi berbasis aturan.
|
|
6
|
Prinsip Konservatif
|
Tidak lagi mengakui prinsip konservatif, namun diganti
dengan prinsip kehati-hatian
|
Masih mengakui prinsip konservatif
|
|
Pengungkapan dan Penyajian Laporan Keuangan ( IAS 1; PSAK
1 REV 1998)
No.
|
Perbedaan
|
IFRS
|
PSAK
|
Efek Konvergensi
|
||||||||
1
|
Komponen Laporan Keuangan yang Lengkap
|
Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas:
·
Laporan posisi keuangan (neraca)
·
Laporan laba rugi komprehensif
·
Laporan perubahan ekuitas
·
Catatan atas laporan keuangan
·
Laporan posisi keuangan komparatif awal periode dan penyajian
retrospektif terhadap penerapan kebijakan akuntansi
|
Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas:
·
Neraca
·
Laporan laba rugi
·
Laporan perubahan ekuitas
·
Laporan arus kas
·
Catatan atas laporan keuangan
|
|
||||||||
2
|
Pengungkapan dalam Laporan Posisi Keuamgan (Neraca)
|
Berdasarkan ilustrasi IFRS:
|
Berdasar PSAK:
|
|
||||||||
3
|
Istilah Minority Interest
|
Istilah minority interest (hak minoritas) diganti menjadi
non controlling interet (hak non pengendali) dan disajikan dalam Laporan
perubahan ekuitas.
|
Menggunakan istilah hak minoritas
|
|
||||||||
4
|
Pos luar biasa (extraordinary item)
|
Tidak mengenal istilah pos luar biasa (extraordinary item)
|
Masih memakai istilah pos luar biasa ( extraordinary item)
|
|
||||||||
5
|
Penyajian liabilitas jangka panjang yang akan dibiayai
kembali
|
Liabilitas jangka panjang disajikan sebagai disajikan
sebagai liabilitas jangka pendek jika akan jatuh tempo dalam 12 bulan meskipun
perjanjian pembiayaan kembali sudah selesai setelah periode pelaporan dan
sebelum penerbitan laporan keuangan
|
Tetap disajikan sebagai liabitas jangka panjang
|
|
Persedian (IAS 2; PSAK 14 REV 2008)
No.
|
Perbedaan
|
IFRS
|
PSAK
|
Efek Konvergensi
|
1
|
Pengukuran biaya
|
Pengukuran persedian berdasarkan biaya atau net realizable
value (nilai realisasi bersih) mana yang lebih rendah
|
Sama dengan IFRS persedian harus diukur berdasarkan biaya
atau realisasi neto, mana yang lebih rendah
|
|
2
|
Penggunaan Metode LIFO
|
IFRS melarang penggunaan metode (Last In First Out). Hanya
boleh memggunakan metode FIFO atau rata-rata tertimbang
|
Dalam PSAK No. 14 Rev 1994, penggunaan metode LIFO masih
diperbolehkan. Namun dalam revisi tahun 2008 penggunaan metode. LIFO sudah
dilarang. Hanya digunakan metode FIFO (First In First Out) rata-rata
tertimbang
|
Diperlukan penyesuaian aturan terhadap pelarang metode
LIFO dalam konteks perpajakan.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Frederick
D.S. Choi, dan Gary K. Meek, International
Accounting, Jakarta: Salemba Empat, 2005.
Ankarath,
Nandakumar Dkk. 2012. Memahami IFRS
Standar Pelaporan Keuangan Internasional. Jakarta Barat: Indeks
Hans
Kartikahadi, dkk. (2012). Akuntansi
Keuangan berdasarkan SAK berbasis IFRS. Jakarta: Salemba Empat